Sabtu, 05 Juni 2010

Gerak Refleks

Saat pulang dari tempat kerja, saya menjumpai dua orang yang sedang berpapasan. Keduanya tampak berusaha untuk melanjutkan perjalanannya, tetapi tetap tidak beranjak dari tempatnya. Mereka hanya bergerak ke kiri dan ke kanan secara bersamaan. Setelah beberapa saat kejadian itu berlangsung barulah mereka tersenyum menyadari "kekeliruannya." Setelah itu barulah mereka dapat melanjutkan perjalanannya tanpa terganggu lagi dan tidak lagi saling "hadang."

Dalam kehidupan kita sehari-hari terkadang kejadian tadi terjadi pada kita. Saat terburu-buru kita berjalan dengan cepat dan ketika tiba-tiba berpapasan dengan orang lain yang juga terburu-buru maka kejadian "hadang-menghadang" terjadi. Kejadian ini tidaklah dibuat-buat karena terjadi secara refleks. Saat seseorang bergerak secara refleks maka tidak dipikirkan apa yang akan terjadi nantinya, yang penting saat itu ia berusaha untuk menghindari tabrakan. maka saat berhadap-hadapan, refleks kita menuntun kita bergerak pada tempat yang memungkinkan tidak terjadi "tabrakan". Namun sayangnya, orang yang di depan kita juga refleksnya bekerja untuk menghindari benturan yang terjadi maka ia pun bergerak ke tempat yang kosong. Nah disitulah kembali terjadi tutup menutup jalan. Kemudian refleks pun bekerja kembali untuk bergerak menghindar namun karena keduanya memiliki refleks yang sama maka benturan pun akan terjadi kembali.

Nah saat keduanya tersenyum, tertawa atau ada yang marah-marah maka refleks sudah tidak terjadi lagi. Hal tersebut terjadi karena impuls rangsang sudah melalui otak sementara refleks tidak melalui otak tapi langsung dilewatkan oleh sumsum tulang belakang. Saat otak sudah bekerja maka gerakan pun sudah mulai terkontrol kembali sehingga kejadian tutup menutupi jalan tidak lagi terjadi.

Gerak refleks memang anugerah Ilahi yang tiada taranya. Karena dengan gerak ini kita akan terhindar dari "kecelakaan" yang lebih parah lagi. Contohnya adalah saat kita menginjak paku, maka dengan segera dan cepat kaki kita angkat sehingga kaki tidak menginjak paku lebih dalam lagi. Namun memang ada saatnya suatu Eror terjadi, tapi masih karunia Ilahi juga bahwa kejadiannya tidak membahayakan kita. Alhamdulillah

Tidak ada komentar: